Kata Bijak

Jadilah Yang Terhebat Diantara Orang - Orang Yang Hebat

Sabtu, 08 Maret 2014

PROPOSAL PENGAJUAN BEASISWA


PROPOSAL
PENGAJUAN BEASISWA
PROGRAM S.1















 





                                                                                                                      




Oleh :
AHMAD SYAFIRUR ROFIQ
2013.01.0989

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAHRUL ULUM (STAI BU)
TAMBAKBERAS JOMBANG
1435 H / 2014 M


 
Jombang, 07 Maret 2014
Perihal  : PENGAJUAN  BEASISWA                                           
Kepada Yth.
Bapak Bupati Jombang
Di
Jombang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.                      
Segala puji bagi Allah Dzat yang telah menciptakan alam semesta serta yang telah menyempurnakan semua penciptaan-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta orang-orang selalu istiqomah berjuang di jalan-Nya.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama                           : AHMAD SYAFIRUR ROFIQ
Tempat/Tgl Lahir        : Jombang, 20 April 1994
Jurusan                        : Pendidikan Agama Islam
NIM                            : 2013.01.0989
Semester                      : 2 (Dua)
Alamat                                    : Dsn. Dukuh Semut, RT/RW.18/07,
  Ds. Sukosari, Kec. Jogoroto, Kab. Jombang
           Sehubungan dengan saya yang sedang kuliah menyelesaikan S1 di Sekolah Tinggi Agama Islam Bahrul Ulum (STAI BU), maka dengan ini saya mengajukan beasiswa kuliah yang akan Bapak berikan untuk mempermudah proses studi perkuliahan saya.
Sebagai bahan pertimbangan, dengan ini saya lampirkan syarat-syarat untuk mendapatkan bantuan Dana Kuliah (beasiswa) dari instansi pemerintah, para donatur, sponsor atau lembaga-lembaga terkait diantaranya :
  1. Foto Kopi Kartu Tanda Penduduk
  2. Foto Kopi Kartu Keluarga
  3. Surat Keterangan Tidak Mampu
  4. Surat Aktif Kuliah
  5. Surat Sedang Tidak Menerima Beasiswa
Demikian surat permohonan ini saya ajukan dengan sebaik – baiknya dan penuh harapan.  Atas perhatian Bapak, saya ucapkan  terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.                      


Jombang, 07 Maret 2014













PROPOSAL PENGAJUAN BEASISWA

A.    DASAR PEMIKIRAN
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah karena pendidikan sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan jati diri bangsa. Untuk itu, dalam upaya memperbaiki kondisi bangsa, mempersiapkan dan meningkatkan intelektualitas, profesionalisme dan wawasan SDM diperlukan motivasi yang tinggi dengan memberikan kesempatan bangsa mendapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya, layak dan bermutu.
Menyiapkan peserta didik memahami masalah-masalah keagamaan, kemasyarakat dan mampu melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk aplikasi keilmuan yang di peroleh dalam perkuliahan, memahami asas-asas pengelolaan komunikasi dan penyiaran melalui media tradisiaoanal ataupun modern dan memiliki keahlian teoritis dan praktis untuk dapat di pergunakan dalam kompetensi di dunia kerja serta mampu memikul jabatan sesuai dengan bidang keahlian, berkepribadian islami yang dapat menjadi tauladan dalam kehidupan bermasyakat, berbangsa dan benegara.
Maka generasi muda Indonesia diharapkan bisa mempunyai ilmu pengetahuan di bidang komunikasi dan penyiaran islam untuk bisa sejajar dengan negara-negara lain. Oleh karena itu saya bermaksud mengajukan proposal bantuan biaya kuliah di bidang komunikasi dan penyiaran islam supaya saya bisa memberikan kontribusi yang lebih bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta ini.

B.     MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud proposal ini adalah untuk mengajukan permohonan beasiswa kepada instansi pemerintah, para donatur, sponsor atau lembaga – lembaga terkait yang peduli dan memiliki rasa tanggung jawab yang sangat tinggi terhadap para pejuang bangsa (pemuda) sebagai estafet perjuangan pada masa-masa yang akan datang.
Adapun tujuan dari proposal pengajuan dana kuliah ini adalah:
  1. Memperlancar proses perkuliahan demi tercapainya cita luhur,  pribadi dan keluarga serta masyarakat
  2. Meringankankan beban  orang tua dan pribadi dalam menjalankan aktivitas pendidikan formal
  3. Mempermudah  aktivitas internal dan eksternal akademik yang sedang saya jalani sehari- hari
C.    IDENTITAS PERGURUAN TINGGI/JURUSAN
Nama Perguruan Tinggi          : Sekolah Tinggi Agama Islam Bahrul Ulum
  (STAI BU) Tambakberas Jombang
Jurusan                                    : Pendidikan Agama Islam
Alamat Perguruan Tinggi        : Jl. Garuda No. 09 Tambakberas Jombang
Telp                                         : 0321-862142

D.    RINCIAN BIAYA PERKULIAHAN
Biaya Pendidikan
1.
2.
Biaya Pendidikan (SSP)
UTS dan UAS (Per Semester)
Rp.
Rp.
850.000,-
300.000,-

Jumlah
Rp.
1.150.000,-
Terbilang  :

E.     PENUTUP

Demikian proposal pengajuan ini saya sampaikan dengan harapan mendapat perhatian dan bantuan dari instansi pemerintah, para donatur / sponsor / masyarakat maupun berbagai pihak yang peduli dengan dunia pendidikan demi keberlanjutan saya menyelesaikan studi Strata Satu (S1)  pada Program Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Bahrul Ulum (STAI BU) Tambakberas Jombang. Atas perhatian, bantuan dan kemurahan hati Bapak. Saya ucapkan terima kasih.

Jombang, 07 Maret 2014
Pemohon,

Ahmad Syafirur Rofiq
NIM. 2013.01.0989

PERIODESASI PENDIDIKAN ISLAM


MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
“Periodesasi Pendidikan Islam”

Dosen Pengampu :
Ali Muttaqin, S.Ag., M.Pd.I



                                                                                                                    





                     
Oleh :
Ahmad Syafirur Rofiq (2013.01.0989)



JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
BAHRUL ULUM TAMBAK BERAS JOMBANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
         Dalam dunia sekarang ini banyak manusia yang tidak lagi begitu memperhatikan pendidikan, sehingga anak-anak dan keluarganyapun tidak begitu dipikirkan masalah pendidikannya tersebut. Apalagi ditambah dengan banyaknya pengaruh yang datang seperti globalisasi saat ini. Baik itu dari dalam lingkungannya maupun pengaruh yang datang dari lingkungan lainnya.
         Pendidikan merupakan suatu yang berguna bagi kehidupan manusia dalam menjalani kehidupannya, apabila manusia tersebut tidak berpendidikan dia akan kaku dalam menghadapi sesuatu yang belum pernah ia ketahui sebelumnya, berbeda dengan orang yang berpendidikan. Orang yang berpendidikan apabila ia menemui sesuatu ia akan menggunakan akalnya sesuai kemampuannya sesuai dengan pendidikan yang pernah ia pelajari.
         Dalam keluarga hendaknya pendidikan anak harus lebih diperhatikan, agar nantinya menjadikan anak yang mau di didik, sehingga sebagai orang tua berhasil dalam mendidik anaknya. Dalam makalah ini pemakalah akan membahas hadits tentang fase/ periodesasi pendidikan Islam. Yang mana pemakalah akan membahas mengenai:
a.       Pendidikan Islam masa pra konsepsi
b.      Pendidikan Islam masa prenatal
c.       Pendidikan Islam masa pasca natal
         Semoga dengan adanya makalah ini bisa dijadikan pelajaran atau pedoman dengan melihat kepada contoh yang diberikan Rasulullah saw, serta bisa mengambil kesimpulan dari pendidikan yang terkandung di dalamnya, sehingga bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan keadaannya masing-masing individu.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi
Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang dimulai ketika seseorang memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu. Dalam kaitannya dengan hal ini, Islam telah mengajarkan hal-hal berikut :
1.      Dalam memilih pasangan hidup, Islam mengajarkan agar mengutamakan pengetahuan agamanya yang sama-sama beragama Islam, dan juga memiliki perangai dan tingkah laku yang baik. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :
“Wanita itu dikawini karena empat hal, yaitu karena kekayaannya, kecantikannya, keturunannya, dan karena agamanya, kamu pasti akan hidup bahagia.”
Berdasarkan hadits ini, sangatlah jelas bagaimana kita harus memilih calon pasangan hidup. Agama dan akhlak merupakan dua hal yang paling utama. Setelah kedua hal ini barulah faktor-faktor lain dipertimbangkan.
2.      Mencari rizki dan makanan yang halal. Seperti disebutkan dalam Q.S. An Nahl :114, yang berbunyi
Artinya :“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
Apa yang kita konsumsi sehari-hari itu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keturunan, baik itu fisik maupun mental. Selain itu, menurut disiplin ilmu biologi, makanan yang baik dan bergizi itu memiliki pengaruh yang besra terhadap pematangan ovum dan spermatozoa yang kemudian akan menjadi janin yang sehat dan kuat.



B.     Pendidikan Islam masa Pranatal
Pendidikan Pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini ditandai dengan fase pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan.
1.      Fase Pemilihan Jodoh
Fase ini adalah persiapan bagi seseorang yang sudah dewasa untuk menghadapi hidup baru yaitu berkeluarga. Salah satu pendidikan yang dimiliki oleh seseorang yang sudah dewasa itu adalah masalah pemilihan jodoh yang tepat. Sebab masalah ini mempengaruhi terhadap kebahagiaan rumah tangga nantinya.
Menurut R.I Suhartin[1], memilih jodoh harus ada syarat dan kriterianya. Kriteria ini dibagi kepada dua golongan yakni; kriteria umum dan kriteria yang bersifat khusus (subjektif). Syarat umum adalah bahwa seyogyanya jodoh yang dipilih sudah dewasa agar tida mengalami kesulitan dalam berkeluarga dan syarat khususnya tentu sesuai dengan selera masing – masing. Namun syarat yang terpenting adalah saling mencintai.
Berkenaan dengan pemilihan jodoh dalam perkawinan, Syariat Islam telah meletakkan kaidah – kaidah dan hukum – hukum bagi masing – masing pelamar dan yang dilamar, yang apabila petunjuknya itu dilaksanakan maka perkawinan itu akan berada pada puncak keharmonisan, kecintaan dan keserasian.
Rasulullah SAW telah memberikan gambaran dalam hadisnya mengenai pemilihan calon istri atau suami. Berikut ini adalah beberapa hadis yang berkenaan dengan pemilihan jodoh di antaranya :
a.       Pemilihan Calon Istri
Sabda Rasululah SAW
1)      Artinya
Wanita itu dinikahi karena empat pertimbangan; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Dapatkanlah wanita yang memilikia agama, akan beruntunglah kamu. (HR. Bukhari Muslim).[2]

2)      Artinya
Dunia ini adalah perhiasan, sabaik – baik perhiasan adalah wanita shalehah. (HR. Muslim).[3]
3)      Artinya
Jauhilah oleh kalian rumput hijau yang berada di tempat kotor. Mereka bertanya, apakah yang dimaksud rumput hijau yang berada di tempat kotor itu wahai Rasulullah ? Baliau manjawab, Yaitu wanita yang sangat cantik yang tumbuh ditempat yang tidak baik. (HR. Daruquthni)
4)      Wanita yang jauh keturunannya dan jangan memilih yang dekat.
5)      Wanita yang gadis dan subur (dapat melahirkan)
b.      Pemilihan Calon Suami
            Tidak banyak hadits yang menyebutkan tentang pemilihan calon suami sebagaimana halnya memilih calon istri. Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Apabila kamu sekalian didatangi seseorang yang agama dan akhlaknya kamu ridhai, maka kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan menjadi fitnah dimuka bumi ini dan tersebarlah kerusakan .” (HR. Tirmidzi)
            Berdasarkan hadits tersebut, maka jelaslah bahwa hal yang paling penting dalam memilih calon suami adalah dari agama yang dianutnya dan akhlak yang dimilikinya.
2.      Fase Perkawinan/Pernikahan
Ada beberapa aspek yang dijelaskan oleh syari’at Islam yang berhubungan dengan anjuran pernikahan/perkawinan antara lain :
1.      Perkawinan merupakan Sunnah Rasul
Sabda Nabi:
“Siapa saja yang mampu menikah, namun ia tidak menikah maka tidaklah termasuk golonganku.” (HR. Thabrani dan Baihaki)

2.      Perkawinan untuk ketentraman kasih sayang
Firman Allah:
“Dan di antara tanda – tanda kekuasaan-Nya ialah, Dia menciptakan untukmu istri – istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung tenteram kapadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar – benar terdapat tanda – tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar Rum : 21)
3.      Perkawinan untuk mendapatkan keturunan
4.      Perkawinan untuk memelihara pandangan dan menjaga kemaluan dari kemaksiatan
      Setelah calon dipilih, diadakan peminangan dan selanjutnya dilaksanakan pernikahan dengan Walimatul al-Ursy nya. Yang menarik dari pernikahan dalam Islam adalah dibacakannya khutbah nikah sebelum ijab qabul.
Dalam khutbah nikah, terkandung nilai-nilai pendidikan, antara lain :
1.      Peningkatan amal dan iman
2.      Pergaulan yang baik antara suami dengan istri
3.      Kerukunan dalam berumah tangga
4.      Memelihara sillaturrahim
5.      Mawas diri/berhati-hati dalam segala tindak dan perilaku
3.      Fase Kehamilan
Salah satu tujuan berumah tangga adalah untuk mendapatkan keturunan, karena itu seorang istri mengharapakan ia dapat melahirkan seorang anak. Sebagai tanda seorang istri akan memiliki anak adalah melalui proses kehamilan selama lebih kurang 9 bulan.
Menurut Sabda Nabi, masa kehamilan memiliki beberapa tahapan, yaitu :
a.       Tahap Nuthfah
Pada tahap ini, calon anak masih dalam bentuk cairan sperma dan sel telur. Tahap ini berlangsung selama 40 hari.

b.      Tahap ‘Alaqah
Setelah berumur 80 hari, cairan tersebut berkembang bagaikan segumpal darah kental dan bergantung pada dinding rahim ibu.
c.       Tahap Mudghah
Setelah berumur 120 hari, segumpal darah tadi berkembang menjadi segumpal daging. Pada masa inilah, calon bayi telah siap menerima hembusan ruh dari Malaikat utusan Allah.

Ada tiga faktor yang perlu dibicarakan berkaitan dengan proses pendidikan. Yaitu, pertama harus diyakini bahwa periode ini berawal dari adanya kehidupan. Hal ini dinyatakan dengan adanya perkembangan yang berawal dari nuthfah sampai menjadi mudghah, yang kemudian menjadi seorang bayi.
Kedua, setelah berbentuk daging (mudghah), Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya. Tamapaknya, ruh inilah yang menjadi tahap awal bergeraknya kehidupan psikis manusia.
Disisi lain, perkembanagan psikis manusia juga dipengaruhi oleh kegembiraan ataupun penderitaan yang dialami oleh sang ibu. Kebahagiaan, kelincahan ataupun kesedihan, kemurungan yang ditunjukkan oleh sanh ibu ketika mengandung akan tercermin kepada tingkah laku bayi yang dilahirkan.
Ketiga, aspek yang paling penting adalah aspek agama. Naluri agama sebenarnya sudah ada pada setiap individu jauh sebelum kelahirannya didunia nyata.
Dalam fase kehamilan ini, ada beberapa kewajiban seorang wanita yang sedang mengandung. Yaitu,
*      Memakan makanan yang bergizi
*      Menghindari benturan-benturan
*      Menjauhi minuman keras, merokok, dan berbagai jenis makanan yang diharamkan Allah SWT
*      Menjaga rahim dengan baik
Proses pendidikan konsepsi ini dilaksanakan secara tidak langsung. Yaitu sebagai berikut
*      Seorang ibu yang telah hamil harus mendo’akan anaknya
*      Ibu harus selalu menjaga dirinya agar tetap memakan makanan dan minuman yang halal
*      Ikhlas mendidik anak
*      Memenuhi kebutuhan istri
Menurut Baihaqi A.K ada beberapa kebutuhan istri yang harus dipenuhi. Misalnya, kebutuhan untuk diperhatikan, kasih sayang, makanan ekstra, mengabulkan beberapa kemauan yang aneh, ketenangan, pengharapan, perawatan, dan keindahan.
*      Taqarrub kepada Allah melalui ibadah wajib dan sunah
*      Kedua orang tua berakhlak mulia. Akhlak mulia yang harus menjadi hiasan kedua orang tua antara lain, kasih sayang, sopa, lembut, pemaaf dan rukun.

Menurut Zakiah Daradjad[4], proses pendidikan akan lebih berpengaruh kepada anak apabila diamalkan langsung oleh orang tuanya selama janin ada dalam kandungan. Kontak psikis secara langsung antara orang tua, terutama ibu dengan si janinlah yang sebenarnya disebut dengan pendidikan pada masa kehamilan.

C.    Pendidikan Islam masa Pascanatal
Pendidikan pasca natal yaitu pendidikan yang dimulai semenjak lahirnya anak samapai mereka dewasa, bahkan sampai meninggal dunia yang kita kenal dengan pendidikan seumur hidup.
Dalam upaya pengembangan pendidikan agama dalam keluarga, Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan kepada kita agar mendidik anak sesuai dengan perkembangan jiwanya. Ada beberapa tahapan sesuai dengan perkembangan jiwa anak yaitu :

1.      Usia anak 0 3 tahun
Pada anak usia 0-3 tahun yang dapat dilakukan kedua orang tua adalah memberikan suasana kehidupan yang agamis seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, seperti :
a.       Membaca adzan pada telinga kanan dan iqomat pada telinga kiri sang bayi pada saat baru dilahirkan.
b.      Disembelihkan aqiqah, disamping sebagai rasa syukur atas kelahiran anak, juga mengajarkan kepada anak agar suka bersedekah dan pandai bersyukur.
c.       Memberikan nama kepada anak dengan nama yang baik.
d.      Anak dicukur rambutnya/dibersihkan dari kotorannya.
e.       Setelah sampai usia 3 tahun, hendaknya selalu diberikan suasana agamis dan dibiasakan mendengarkan bacaan al-qur’an.
Pada masa ini disebut juga dengan fase bayi (masa mulut/oral phrase). Disebut demikian karena bayi dapat mencapai ppemuasan kebutuhan hidupnya dengan menggunakan mulut. Cirri pada masa mulut yaitu :
a.       Pada bulan pertama bayi senang tidur sehingga disebut si penidur
b.      Hidupnya hanya makan, tidur, dan dibersihkan
c.       Seakan-akan belum ada hubungan dengan luar.
d.      Bila bangun tidur, akan bergerak secara spontan.
2.      Usia 3 7 tahun
Pada usia ini, anak sudah benar-benar dapat mulai dididik karena dalam perkembangan jiwanya sudah mulai mengenal bahasa. Bahkan, sesuai dengan pendapat-pendapat ahli ilmu jiwa agama mengatakan, pada usia 3-4 tahun, anak sudah mulia mengenal tahun.
Upaya pendidikan Islam yang dapat diberikan pada usia ini antara lain :
a.       Anak-anak mulai dilatih dan dibiasakan melakukan ajaran Islam yang bersifat praktis dan mudah
b.      Mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibu dengan pengenalan kepada Tuhan, Allah Swt.

Karakter anak pada fase ini
1.        Dapat mengontrol tindakannya
2.        Selalu ingin bergerak
3.        Berusaha mengenal lingkungan sekeliling
4.        Perkembangan yang cepat dalam berbicara
5.        Senantiasa ingin memiliki sesuatu
6.        Mulai membedakan antara yang benar dan yang salah
7.        Mulai mempelajari perilaku social

3.      Usia 7-13 tahun
Pada usia ini anak sudah mulai memasuki SD karena sudah mulai dapat menggunakan pikiran/rasionya. Dalam upaya pendidikan Islam, Rasulullah telah mengajarkan mengajarkan pada hadits yang artinya :
“Suruhlah anak-anak melakukan melakukan ibadah shalat pada usia 7 tahun dan bilamana smapai usia 10 tahun belum shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya.”
Karakteristik anak pada usia dini :
1.      Anak mulai bersekolah
2.      Guru mulai menjadi pujaan
3.      Gigi tetap mulai tumbuh
4.      Anak mulai gemar membaca
5.      Anak mulai malu apabila auratnya dilihat orang
6.      Hubungan anak dan ayah semakin erat
7.      Anak suka sekali menghafal

Tugas orang tua pada anak-anak usia tersebut adalah :
1.        Memasukkan anaknya ke sekolah yang tidak berbeda keyakinan
2.        Tetap mengawasi dan membimbing amaliyah agama sang anak
3.        Mmemberikan perhatian dan kasih sayang serta memberi kesempatan pada anaknya mengemukakan pendapat
4.        Memonitor pergaulan anak diluar rumah
5.        Menyediakan alat-alat atau fasilitas yang diperlukan dalam pendidikan agama

4.      Masa Remaja
Masa ini berlangsung dari umur 12-21 tahun. Pada masa remaja ini ditandai dengan adanya perubahan yang menyangkut gender sehingga sering juga disebut dengan peralihan dari aseksual menjadi seksual.
Selain itu, terjadi pula perubahan fisik dan perubahan psikis. Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai hidup didalam eksplorasi remaja.
Menurut Sumardi Suryabrata, proses tersebut mulai tiga langkah. Yaitu :
1.        Karena tidak ada pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap bernilai, pantas, dihargai, dan dipuja.
2.        Pada taraf yang kedua, objek pemujaan telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi yang dipandangnya mendukung sesuatu nilai.
3.        Pada taraf ketiga, si remaja telah dapat menghargai nilai-nilai lepas dari pendukungnya, nilai sebagai hal yang abstrak

5.      Masa Dewasa
Masa ini dibagi ke dalam tiga tahap, yakni :
a.       Dewasa dini
b.      Dewasa Madya
c.       Dewasa Akhir
Sejalan dengan tingkat perkembangan usianya, Jalaludin mengatakan bahwa sikap keagamaan pada orang dewasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan yang matang, bukan hanya sekedar ikut-ikutan
b.      Cenderung bersifat realis
c.       Bersikap positif terhadap ajaran dan norma agama dan berusaha untuk mempelajari dan memperdalam keagamaan
d.      Tingkat ketaatan agama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab diri
e.       Bersikap lebih terbuka dan wawasan lebih luas
f.       Bersikap lebih kritis
g.      Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian


BAB III
PENUTUPAN
A.    Kesimpulan
Periodesasi pendidikan Islam dibagi manjadi 3 fase yakni:
a.         Fase Pra konsepsi
Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang dimulai ketika seseorang memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu
b.         Fase Pranatal
Pendidikan Pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini ditandai dengan fase pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan
c.         Fase Pasca natal
Pendidikan pasca natal yaitu pendidikan yang dimulai semenjak lahirnya anak samapai mereka dewasa, bahkan sampai meninggal dunia yang kita kenal dengan pendidikan seumur hidup


DAFTAR PUSTAKA
Hussein Bahreisj, Al Jamius Shohih Bukhari Muslim, Surabaya : CV. Karya Utama
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia
Zakiah Daradjat, Bahan Kuliah Pendidikan Islam, PPs. IAIN Imam Bonjol Padang, 1996




[1] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Muliya, h. 302
[2] Hussein Bahreisj, Al Jamius Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya : CV. Karya Utama) h. 164
[3] Hussein Bahreisj, op.cit., hal. 166
[4] Zakiah Daradjat, Bahan Kuliah Ilmu Pendidikan Islam, PPs. IAIN Imam Bonjol Padang, 1996 ; h. 7