Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia
KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia)adalah sebuah organisasi
mahasiswa muslim yang lahir di era reformasi yaitu tepatnya tanggal 29
Maret 1998 di Malang. Anggotanya tersebar di hampir seluruh PTN/PTS di Indonesia. Saat ini, kader KAMMI sudah mampu
menjadi pemimpin kampus (Ketua BEM) hampir di 300 kampus. Selain itu, memiliki
cabang juga di Jepang.
Latar Belakang Berdirinya KAMMI
KAMMI muncul sebagai salah satu kekuatan
alternatif Mahasiswa yang berbasis mahasiswa Muslim dengan mengambil momentum
pada pelaksanaan Forum Silahturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FS-LDK) X se-Indonesia
yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Acara ini dihadiri oleh 59
LDK yang berafiliasi dari 63 kampus (PTN-PTS) diseluruh Indonesia . Jumlah
peserta keseluruhan kurang lebih 200 orang yang notabenenya para aktivis dakwah
kampus. KAMMI lahir pada ahad tanggal 29 Maret 1998 PK.13.00 wib atau bertepatan
dengan tanggal 1 Dzulhijah 1418 H yang dituangkan dalam naskah Deklarasi Malang.
KAMMI lahir
didasari sebuah keprihatinan yang mendalam terhadap krisis nasional tahun 1998
yang melanda Indonesia. Krisis kepercayaan terutama pada sektor kepemimpinan
telah membangkitkan kepekaan para pimpinan aktivis dakwah kampus di seluruh
Indonesia yang saat itu berkumpul di UMM - Malang.
Pemilihan Nama
Pemilihan
nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia yang kemudian disingkat KAMMI
mengandung makna atau memiliki konsekuensi pada beberapa hal yaitu :
- KAMMI adalah sebuah kekuatan terorganisir yang menghimpun berbagai elemen Mahasiswa Muslim baik perorangan maupun lembaga yang sepakat bekerja dalam format proyek gerakan bersama KAMMI.
- KAMMI adalah sebuah gerakan yang berorientasi kepada aksi real dan sistematis yang dilandasi gagasan konsepsional yang berdasar AL-Qur'an dan Sunnah mengenai reformasi dan pembentukan masyarakat Islami (berperadaban).
- Kekuatan inti KAMMI adalah kalangan mahasiswa pada berbagai stratanya yang memiliki komitmen perjuangan keislaman dan kebangsaan yang jelas dan benar.
- Visi gerakan KAMMI dilandasi pemahaman akan realitas bangsa Indonesia dengan berbagai kemajemukannya, sehingga KAMMI akan bekerja untuk kebaikan dan kemajuan bersama rakyat, bangsa dan tanah air Indonesia.
Logo KAMMI
Logo KAMMI
Tafsir
lambang KAMMI pertama kali di bahas di Muktamar Lampung tepatnya oleh Komisi C.
Pembuat draft tafsir lambang KAMMI adalah Yuli Widy Astono yang ketika itu
masih menjabat ketua KAMMI Bogor.
- Warna Dasar Putih melambangkan kesucian.
- Globe Warna Biru Laut melambangkan da’wah universal yang mencakup bumi Allah di manapun kita berada.
- Tangan Kanan yang Mengangkat Globe melambangkan da’wah KAMMI menggunakan kekuatan dalam mengemban da’wah ini.
- Lima Bunga Mawar Warna Merah yang Mengelilingi Tangan melambangkan kelembutan dalam berda’wah dan jumlah Lima Kuntum Bunga Mawar melambangkan Rukun Islam.
- Gradasi Warna Hijau melambangkan tahapan – tahapan da’wah KAMMI dalam membumikan ajaran Islam di Bumi Allah.
Status, Identitas Dan Peran
KAMMI adalah
organisasi ekstra kampus yang menghimpun mahasiswa muslim seluruh Indonesia secara
lintas sektoral, suku, ras dan golongan. KAMMI menghimpun segenap mahasiswa
muslim Indonesia yang bersedia bekerjasama membangun negara dan bangsa
Indonesia. KAMMI berperan sebagai wadah dan mitra bagi mahasiswa Indonesia yang
ingin menegakkan keadilan dan kebenaran dalam wadah negara hukum Indonesia
melalui tahapan pembangunan nasional yang sehat dan bertanggung jawab.
KAMMI
mengambil peran sebagai mitra bagi masyarakat dalam upaya-upaya pembangunan
masyarakat sipil, demokratisasi dan pembangunan kesatuan/persaudaraan ummat dan
bangsa melalui pendampingan/advokasi sosial, kritisi/konstruktif terhadap
kebijakan negara yang memarginalisasi masyarakat.
Perjalanan Kepengurusan
Kepengurusan
pertama adalah periode Al-Akh Fahri Hamzah, yakni sejak Deklarasi sampai
Muktamar I di Bekasi pada bulan November 1998. Periode ini memfokuskan
aktivitasnya kepada aktualisasi jaringan nasional untuk mengambil peran
historis secara heroik dalam proses reformasi di Indonesia, yakni dengan
menggiatkan aksi secara simultan, merata, kontinyu, dan menegaskan komitmen
reformasi yang jelas. Periode ini adalah masa launching ke hadapan publik dan
positioning awal KAMMI sebagai elemen gerakan mahasiswa yang diharap selalu
mengambil peran terdepan dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Periode
kedua adalah masa Al-Akh Fitra Arsil, yang terpilih untuk menggantikan akh
Fahri dalam Muktamar I dan menjalankan amanah sampai Muktamar II di Yogyakarta
pada bulan November 2000. Periode ini memiliki tugas untuk secara serius menata
infrastruktur organisasi KAMMI yang establish dan merancang sistem kaderisasi
KAMMI yang lebih terstruktur. Juga melakukan berbagai aksi sosial dan
kemanusiaan untuk ikut mengatasi beban rakyat yang ditimbulkan oleh krisis
berkepanjangan.
Periode
ketiga adalah masa Al-Akh Andi Rahmat yang terpilih dalam Muktamar II KAMMI di
Yogyakarta dan direncanakan menjabat sampai tahun 2002. Periode ini menekankan
pentingnya positioning strategis KAMMI di tengah pluralitas gerakan yang ingin
mewarnai proses transisi di Indonesia. Namun hal tersebut tidak berlangsung
lama, akh Andi Rahmat menyatakan mundur dari jabatannya pada bulan Maret 2001.
Menyikapi
hal tersebut, Badan Permusyawaratan (BP) KAMMI Pusat berinisiatif untuk
menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa (MLB) KAMMI di Bandung pada tanggal 20-22
April 2001. Muktamar tersebut memutuskan untuk merubah sistem kepemimpinan
terpusat menjadi sistem kepemimpinan kolektif, yang akhirnya memilih sembilan
orang sebagai anggota Pimpinan Pusat (PP) KAMMI, yakni:
- Akbar Zulfakar (Ketua Umum);
- Purwoko Kurniawan (Ketua Kaderisasi);
- Muhammad Badaruddin (Ketua Kastrat);
- Elvis Bakri (Ketua Teritorial/KT I);
- Ach. Fauzi I. (KT-II);
- Supriyadi (KT-III);
- Hermawan (KT-IV);
- Suparmono (KT-V); dan
- Yusran (KT-VI).
Muktamar III
Lampung tanggal 1-9 September 2002 memutuskan untuk memilih:
- Muhammad Hermawan, S.Si sebagai Ketua Umum dan
- Fahmi Rusdi, LC sebagai Sekretaris Jendral,
Selain itu
juga dipilih anggota Pimpinan Pusat (PP) KAMMI, yakni
- Marwansyah (Ketua Teritorial/KT I);
- Febriansyah (KT-II);
- Yuli Widi Astono (KT-III);
- Teguh, ST (KT-IV);
- Imron Rosyadi (KT-V); dan
- M. Dwi Tanjuri(KT-VI),
- Jauhari (KT-VII).
Muktamar IV
Tahun 2004 Di Samarinda Kalimantan Timur Memutuskan Untuk Memilih
- Yuli Widiastono Sebagai Ketua Umum Dan
- Febriansyah Sebagai Sekretaris Jenderal
Muktamar V
Tahun 2006 Di Palembang Sumatera Selatan Memutuskan Untuk Memilih
- Taufiq Amrullah Sebagai Ketua Umum
- Rahman Toha Sebagai Sekretaris Jenderal
Muktamar VI
Tahun 2008 di Makassar Sulawesi Selatan Memutuskan Untuk Memilih
- Rahman Toha Sebagai Ketua Umum dan
- Fikri Aziz Sebagai Sekretaris Jenderal
Kepengurusan
Akh Rahman Toha ( Amang ) seharusnya sampai 2010,Akan tetapi memasuki tahun
2009 dan munculnya Momentum politik ( Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden )
terjadi Gejolak Di internal Organisasi dan Kader KAMMI. Maka atas desakan
Struktur KAMMI Wilayah dan Daerah maka MPP mengadakan Musyawarah Luar biasa yag
di laksanakan tahun 2009 di jakarta.
dalam
Musyawarah Luar Biasa KAMMI Memustuskan untuk Mencabut Mandat kepemimpinan akh
Rahman toha dan Fikri Aziz. Serta memilih :
- Rijalul Imam Sebagai Ketua Umum
- Deni Priatno Sebagai Sekretaris Jenderal
Muktamar VII
Pada tahun 2011 Di Aceh memutuskan :
- Muhammad Ilyas, Lc Sebagai Ketua Umum
- Andriyana, ST Sebagai Sekretaris Jenderal
Muktamar VIII
pada tahun 2013 Di Tangsel memutuskan :
- Andriyana, ST Sebagai Ketua Umum
- Hadi Prayitno, Sebagai Sekertaris Jendral
Prinsip Gerakan Kammi
1.
Kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI
2.
Kebathilan adalah musuh abadi KAMMI
3. Solusi
Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI
4. Perbaikan
adalah tradisi perjungan KAMMI
5.
Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI
6.
Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI
Kredo Gerakan
1. Kami
adalah orang-orang yang berpikir dan berkendak merdeka. Tidak ada satu orang
pun yang bisa memaksa kami bertindak. Kami hanya bertindak atas dasar
pemahaman, bukan taklid, serta atas dasar keikhlasan, bukan mencari pujian atau
kedudukan.
2. Kami
adalah orang-orang pemberani. Hanyalah Allah yang kami takuti. Tidak ada satu
makhluk pun yang bisa menggentarkan hati kami, atau membuat kami tertunduk
apalagi takluk kepadanya. Tiada yang kami takuti, kecuali ketakutan kepada-Nya.
3. Kami
adalah para petarung sejati. Atas nama al-haq kami bertempur, sampai tidak ada
lagi fitnah di muka bumi ini. Kami bukan golongan orang yang melarikan diri
dari medan pertempuran atau orang-orang yang enggan pergi berjihad. Kami akan
memenangkan setiap pertarungan dengan menegakkan prinsip-prinsip Islam.
4. Kami
adalah penghitung risiko yang cermat, tetapi kami bukanlah orang-orang yang
takut mengambil risiko. Syahid adalah kemuliaan dan cita-cita tertinggi kami.
Kami adalah para perindu surga. Kami akan menyebarkan aromanya di dalam
kehidupan keseharian kami kepada suasana lingkungan kami. Hari-hari kami
senantiasa dihiasi dengan tilawah, dzikir, saling menasehati dalam kebenaran
dan kesabaran, diskusi-diskusi yang bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan, serta
kerja-kerja yang konkret bagi perbaikan masyarakat.Kami adalah putra-putri
kandung dakwah, akan beredar bersama dakwah ini ke mana pun perginya, menjadi
pembangunnya yang paling tekun, menjadi penyebarnya yang paling agresif, serta
penegaknya yang paling kokoh.
5. Kami
adalah orang-orang yang senantiasa menyiapkan diri untuk masa depan Islam. Kami
bukanlah orang yang suka berleha-leha, minimalis dan loyo. Kami senantiasa
bertebaran di dalam kehidupan, melakukan eksperimen yang terencana, dan kami
adalah orang-orang progressif yang bebas dari kejumudan, karena kami memandang
bahwa kehidupan ini adalah tempat untuk belajar, agar kami dan para penerus
kami menjadi perebut kemenangan yang hanya akan kami persembahkan untuk Islam.
6. Kami
adalah ilmuwan yang tajam analisisnya, pemuda yang kritis terhadap kebatilan,
politisi yang piawai mengalahkan muslihat musuh dan yang piawai dalam
memperjuangkan kepentingan umat, seorang pejuang di siang hari dan rahib di
malam hari, pemimpin yang bermoral, teguh pada prinsip dan mampu
mentransformasikan masyarakat, guru yang mampu memberikan kepahaman dan teladan,
sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang, relawan yang mampu memecahkan
masalah sosial, warga yang ramah kepada masyarakatnya dan responsif terhadap
masalah mereka, manajer yang efektif dan efisien, prajurit yang gagah berani
dan pintar bersiasat, prajurit, diplomat yang terampil berdialog, piawai
berwacana, luas pergaulannya, percaya diri yang tinggi, semangat yang berkobar
tinggi.
Jaringan KAMMI
Sampai saat
ini KAMMI terdiri dari 17 KAMMI Wilayah 72 KAMMI Daerah 500 komisariat di
seluruh propinsi di Indonesia dan 3 KAMMI Luar Negeri di 2 negara.
Ke-16 KAMMI
Wilayah Tersebut Adalah : NAD,Sumut,Sumbarikep,Sumbagsel,Megapolitan,Jawa Barat,Jawa Tengah,DIY, Jatim Bali,Nusa raya,Kalimantan,Sulselabar,sulutenggo,Sulut,Maluku,Maluku Utara,Papua
Ke-72 KAMMI
Daerah tersebut adalah: Aceh Besar,Banda Aceh,Aceh Utara, Sumsel/Palembang, Lampung, Banten, Tangerang Selatan, Bekasi, Jakarta, Bogor, Depok, Bandung, Garut, Tasikmalaya,Ciamis,Subang,Purwakarta,Cirebon,indramayu, Kaltim/Samarinda, Sukabumi, Kalbar/Pontianak, Kalteng/Palangkaraya, Kalsel/Banjarmasin, Purwokerto, Malang, Kota Yogyakarta,Sleman,Bantul, Solo,Malang, Jember, Semarang, Surabaya, Madiun,Jombang, NTB/Mataram, Gorontalo, tual,Buru,Ambon,maluku tengah,Halsel,ternate, Jambi, Bengkulu, Riau, Sumbar/Padang,Medan, Papua, Bali,Makasar,sulbar, NTT/Kupang, Sulteng/Palu, Gorontalo, Sultra/Kendari, Sulut/Manado, Cirebon
Pranala luar
Sejarah
1. Adanya Indikator yang mematikan potensi bangsa
2. Urgensi Sebuah Tuntutan Reformasi
3. Adanya Kepentingan Umat Islam Untuk Segera berbuat
4. Aksi Demonstrasi dan Mimbar bebas Semakin Menjamur
5. Mahasiswa Islam Merupakan Elemen Sosial
6. Suara Umat Islam Mulai Terabaikan
7. Depolitisasi Kampus Memandulkan Peran Mahasiswa
WAKTU KELAHIRAN
KAMMI muncul sebagai salah satu kekuatan alternatif Mahasiswa yang berbasis mahasiswa Muslim dengan mengambil momentum pada pelaksanaan Forum Silahturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FS-LDK) X seindonesia yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang. Acara ini dihadiri oleh 59 LDK yang berafiliasi dari 63 kampus (PTN-PTS) diseluruh Indonesia. Jumlah peserta keseluruhan kurang lebih 200 orang yang notabenenya para aktifis dakwah kampus. KAMMI lahir para ahad tanggal 29 April 1998 PK.13.00 wib atau bertepatan dengan tanggal 1 Dzulhijah 1418 H yang dituangkan dalam naskah Deklarasi Malang.PEMILIHAN NAMA
Pemilihan nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia yang kemudian disingkat KAMMI mengandung makna atau memiliki konsekwensi pada beberapa hal yaitu :- KAMMI adalah sebuah kekuatan terorganisir yang menghimpun berbagai elemen Mahasiswa.
- Muslim baik perorangan maupun lembaga yang sepakat bekerja dalam format bersama KAMMI.
- KAMMI adalah sebuah gerakan yang berorientasi kepada aksi real dan sistematis yang dilandasi gagasan konsepsional yang matang mengenai reformasi dan pembentukan masyarakat Islami (berperadaban).
- Kekuatan inti KAMMI adalah kalangan mahasiswa pada berbagai stratanya yang memiliki komitmen perjuangan keislaman dan kebangsaan yang jelas dan benar.
- Visi gerakan KAMMI dilandasi pemahaman akan realitas bangsa Indonesia dengan berbagai kemajemukannya, sehingga KAMMI akan bekerja untuk kebaikan dan kemajuan bersama rakyat, bangsa dan tanah air Indonesia.
PERJALANAN KEPENGURUSAN
Kepengurusan pertama adalah periode al-akh Fahri Hamzah, yakni sejak Deklarasi sampai Muktamar I di Bekasi pada bulan November 1998. Periode ini memfokuskan aktivitasnya kepada aktualisasi jaringan nasional untuk mengambil peran historis secara heroik dalam proses reformasi di Indonesia, yakni dengan menggiatkan aksi secara simultan, merata, kontinyu, dan menegaskan komitmen reformasi yang jelas. Periode ini adalah masa launching ke hadapan publik dan positioning awal KAMMI sebagai elemen gerakan mahasiswa yang diharap selalu mengambil peran terdepan dalam perjalanan sejarah Indonesia.Periode kedua adalah masa al-akh Fitra Arsil, yang terpilih untuk menggantikan akh Fahri dalam Muktamar I dan menjalankan amanah sampai Muktamar II di Yogyakarta pada bulan November 2000. Periode ini memiliki tugas untuk secara serius menata infrastruktur organisasi KAMMI yang establish dan merancang sistem kaderisasi KAMMI yang lebih terstruktur.Juga melakukan berbagai aksi sosial dan kemanusiaan untuk ikut mengatasi beban rakyat yang ditimbulkan oleh krisis berkepanjangan.
Periode ketiga adalah masa al-akh Andi Rahmat yang terpilih dalam Muktamar II KAMMI di Yogyakarta dan direncanakan menjabat sampai tahun 2002. Periode ini menekankan pentingnya positioning strategis KAMMI di tengah pluralitas gerakan yang ingin mewarnai proses transisi di Indonesia. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, akh Andi Rahmat menyatakan mundur dari jabatannya pada bulan Maret 2001. Menyikapi hal tersebut, Badan Permusyawaratan (BP) KAMMI Pusat berinisiatif untuk menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa (MLB) KAMMI di Bandung pada tanggal 20-22 April 2001. Muktamar tersebut memutuskan untuk merubah sistem kepemimpinan terpusat menjadi sistem kepemimpinan kolektif, yang akhirnya memilih sembilan orang sebagai anggota Pimpinan Pusat (PP) KAMMI, yakni:
- Akbar Zulfakar (Ketua Umum);
- Purwoko Kurniawan (Ketua Kaderisasi);
- Muhammad Badaruddin (Ketua Kastrat);
- Elvis Bakri (Ketua Teritorial/KT I);
- Ach. Fauzi I. (KT-II);
- Supriyadi (KT-III);
- Hermawan (KT-IV);
- Suparmono (KT-V); dan
- Yusran (KT-VI).
- Muhammad Hermawan, S.Si sebagai Ketua Umum dan
- Fahmi Rusdi, LC sebagai Sekretaris Jendral,
- Marwansyah (Ketua Teritorial/KT I);
- Febriansyah (KT-II);
- Yuli Widi Astono (KT-III);
- Teguh, ST (KT-IV);
- Imron Rosyadi (KT-V); dan
- M. Dwi Tanjuri(KT-VI),
- Jauhari (KT-VII).
Profil
Pendirian KAMMI
K A M M I didirikan di Malang pada 1 Dzulhijjah 1418, bertepatan dengan tanggal 29 Maret 1998.Azas dan Sifat
KAMMI berazaskan Islam. ini mengutamakan persaudaraan (ukhuwwah islamiyah) antar sesama mahasiswa muslim Indonesia dan bersifat Independen.Status, Identitas dan Peran
KAMMI adalah organisasi ekstra kampus yang menghimpun mahasiswa muslim seluruh Indonesia secara lintas sektoral, suku, ras dan golongan. KAMMI menghimpun segenap mahasiswa muslim Indonesia yang bersedia bekerjasama membangun negara dan bangsa Indonesia.KAMMI berperan sebagai wadah dan mitra bagi mahasiswa Indonesia yang ingin menegakkan keadilan dan kebenaran dalam wadah negara hukum Indonesia melalui tahapan pembangunan nasional yang sehat dan bertanggung jawab.
KAMMI mengambil peran sebagai mitra bagi masyarakat dalam upaya-upaya pembangunan masyarakat sipil, demokratisasi dan pembangunan kesatuan/persaudaraan ummat dan bangsa melalui pendampingan/advokasi sosial, kritisi/konstruktif terhadap kebijakan negara yang memarginalisasi masyarakat.
Landasan Gerakan KAMMI
Landasan Idiil : IslamLandasan Konstitusional : AD/ART
Visi
KAMMI merupakan Wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami.Misi
- Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia.
- Menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial, dan politik mahasiswa.
- Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama mahasiswa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara.
- Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani, madani, adil, dan sejahtera.
- Mengembangkan kerjasama antar elemen bangsa dan negara dengan semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar ma`ruf nahi munkar).
Prinsip Gerakan
- Kemenangan Islam adalah Jiwa Perjuangan KAMMI
- Kebatilan adalah Musuh Abadi KAMMI
- Solusi Islam adalah Tawaran Perjuangan KAMMI
- Perbaikan adalah Tradisi Perjuangan KAMMI
- Kepemimpinan Umat adalah Strategi Perjuangan KAMMI
- Persaudaraan adalah Watak Mu’amalah KAMMI
Share this:
Like this:
Leave a Reply
Akun FB KAMMI 1011
Fan Page KAMMI 1011
KAMMI 1011 Video Channel
Artikel Terbaru
- Lomba Kreatif – Gerakan Kammi Menulis
- Technical Meeting Daurah Marhalah 1 XXXII
- Pra Daurah Marhalah 1 XXXII
- Super Leadership Training XXXII Daurah Marhalah 1
- Jaulah Lembaga Sosial Sekuad SSC to Dompet Dhuafa
Komentar Terbaru
![]() |
azhar fuadi on Mantuba
|
![]() |
Rudhi on Buku Tamu
|
![]() |
(Ket. Foto dari kiri ke kanan: Arif Susanto (Kabid KP
PP KAMMI), Andriyana (Ketum PP KAMMI), Hadi Prayitno (Sekjen PP KAMMI))
BANDUNG
(10/11) – Pemilihan Umum 2014 akan menjadi agenda paling penting bagi perubahan
nasib bangsa. Pada momentum tersebut, Indonesia tidak hanya akan memilih para
anggota legislatif di tingkat pusat dan daerah, tetapi juga Presiden baru.
Untung
menyikapi momentum tersebut, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)
menggelar Konsolidasi Nasional bertajuk MUKERNAS 2013 KAMMI di Bandung pada
tanggal 6-10 November 2013. Acara tersebut dihadiri dari 170 pimpinan KAMMI di
seluruh Indonesia.
“Lewat
konsolidasi nasional ini kami ingin menyamakan frekuensi gerakan. KAMMI siap
mengawal pemilu 2014 hingga ke pelosok negeri,” kata Andriyana, Ketua Umum PP
KAMMI, Minggu (10/11).
Acara
tersebut mengambil tema besar “Konsolidasi Pemuda untuk Menyelamatkan
Kepentingan Nasional Indonesia (National Interest)” ini merupakan agenda
strategis bangsa menghadapi suksesi kepemimpinan nasional.
“Dari sisi
keamanan, Indonesia masih berada di bawah bayang-bayang ancaman konflik sosial
dan masalah keamanan Internasional. Sementara di sisi kesejahteraan, lebih dari
30 juta warga Indonesia masih di bawah garis kemiskinan”, papar Andriyana.
Problem itu,
lanjut Andriyana, sangat ironis karena Indonesia adalah negara yang kaca dari
segi sumber daya alaman sumber daya manusia.
Karena itu,
Konsolidasi Nasional ini mendorong Pemilu sebagai momentum untuk melahirkan
para pemimpin bangsa yang memiliki serta visi yang jelas untuk kepentingan
masyarakat Indonesia. “Di samping itu, KAMMI juga mendesak partai politik untuk
menjalankan fungsi pendidikan politik dan pencerdasan kepada masyarakat, bukan
transaksi atau pembohongan “, jelas Andriyana.
Konsolidasi
Nasional ini juga memutuskan untuk mengawal sistem dan instrumen Pemilu untuk
bekerja secara akuntabel dan jujur pada penyelenggaraan Pemilu 2014.
“KAMMI
mendorong agar seluruh elemen bangsa dapat menjadikan Pemilu sebagai ajang
pencerdasan dan perbaikan, bukan transaksi kekuasaan semata,” tutup Andriyana.